Senin, 30 November 2009

Senin, 30/11/2009

Hari sabtu dua minggu yang lalu saya dan beberapa teman mengadakan acara syukuran lulus sidang skripsi bersama dosen pembimbing (DP) kami. Pada siang itu saya mengenakan kemeja North Face warna hitam dan celana jeans Levi's warna biru. Saya terpaksa ikut karena kesepakatan iuran per anak 200.000 untuk acara makan-makan dan membelikan kenang-kenangan untuk sang DP, rugi kalau tidak ikut acara makan-makannya. Sebenarnya saya kurang setuju iuran sebesar itu.
  • Pertama, 200.000 itu tidak sedikit, kalau ditambah 24 juta bisa saya gunakan untuk beli motor Tiger baru.
  • Kedua, selama penyusunan skripsi sepertinya ibu DP ini tidak pernah membaca skripsi saya sehingga saya sendiri yang secara konstan melakukan revisi atas skripsi saya berulang-ulang, dia sendiri tidak pernah memberikan saran, kritik, koreksi, atau bimbingan terhadap materi skripsi.
  • Ketiga, sekalinya dia melakukan koreksi dan kritik dia melakukannya pada saat sidang skripsi dan membuat skripsi saya terlihat kurang baik di depan dosen penguji.
  • Keempat, saya tidak suka dikritik atau dikoreksi di depan orang.

Jam 13.30 saya dan beberapa teman segera berangkat ke Pacific Place dengan menggunakan taksi Ekspress. Kami menuju Kafe Batavia di lantai empat bertemu DP. Saya memesan soto betawi dan jus sirsak. Kemudian mereka makan sambil bercakap-cakap sementara saya makan sembari pura-pura tersenyum mendengar beberapa lelucon. Teman di sebelah kiri saya mengomentari warna behel saya yang berubah. Saya bilang, karet behel memang dapat diganti dua minggu sekali dan kita bisa memilih warna sendiri. Teman di sebelah kanan saya menyarankan kenapa tidak pakai warna pink saja. Saya bilang, warna pink terlalu imut tidak cocok untuk pria dewasa. Tiba-tiba sang DP mengkritik warna baju saya. Dia bilang, karena saya pakai kemeja hitam, kenapa tidak sekalian pakai celana warna hitam, kemudian pakailah behel warna pink, maka saya akan dicolek dan digemari kaum gay. Dia juga menceritakan pengalaman temannya yang mengenakan tanktop hitam dan hotpant hitam yang dicolek gay ketika sedang jogging di senayan. Kesimpulannya, pakaian dengan warna hitam-hitam adalah seragam kaum gay.

Kalimat yang dilontarkan sang DP membuat saya tersinggung.
  • Pertama, saya pakai kemeja hitam karena warna hitam itu telihat macho, berani sekali dia bilang itu warna gay.
  • Kedua, wajar saja kalau temannya dicolek gay saat memakai hotpant karena hotpant didesain untuk mencetak area selangkangan pria terlihat menonjol.
  • Ketiga, pria normal tidak akan memakai hotpant dan tanktop hitam saat jogging.
  • Keempat, saya tidak suka dikritik atau dikoreksi di depan orang.
Spontan tangan kanan mengambil jus sirsak di hadapan saya dan menyiramkan ke muka sang DP. Kemudian tangan kiri yang memegang garpu tajam saya hujamkan berulang kali ke mukanya. Tentu saja kejadian ini hanya terjadi di alam khayalan. Saat dikomentari sang DP saya hanya bisa tersipu malu.

Setelah makan siang, kami merasa kenyang. Jam 17.30 kami ke Plaza Semanggi untuk karaoke. Ternyata sudah maghrib, sebagai muslim yang taat kami solat magrib dulu di lantai tujuh. Dari ketinggian saya melihat pemandangan matahari perlahan terbenam di antara pohon-pohon beton Jakarta, warna sinarnya yang keemasan sangat menakjubkan. Cahaya mentari yang menyentuh wajah saya sekonyong-konyong menghilangkan seluruh pikiran-pikiran negatif dan memberikan energi baru pada tubuh saya.

Setelah menikmati detik-detik yang penuh keagungan tersebut, kami berjalan ke Inul Vista. Kemudian kami melakukan karaoke selama dua jam. Jam 21.00 kami memutuskan untuk pulang. Sampai dikosan saya ditagih lagi 50.000 karena ternyata iuran yang 200.000 untuk menutupi seluruh biaya hura-hura dan bingkisan kenang-kenangan untuk sang DP masih kurang. Kemudian saya membuka Facebook dan menghapus DP dari daftar teman saya.

Selasa, 24 November 2009

Rabu, 25/11/2009

Dari bulan Juli kemarin saya sempat berhenti menulis di sini selama empat bulan. Kemudian tiba-tiba saya menulis lagi pertengahan November ini. Apa saja yang saya lakukan selama empat bulan tersebut, Anda mungkin (tidak) bertanya-tanya. Pada serial TV Barat yang sering saya tonton (contohnya; Heroes, Lost) akan ada satu episode khusus untuk menyingkap misteri di masa lalu yang terjadi pada tokoh utamanya dalam bentuk kilas balik, yang dilengkapi dengan pelintiran (twist) mengapa karakter ini sekarang begini, atau kemana hilangnya karakter itu. Seperti serial TV tersebut, kilas balik kali ini akan dimulai dengan;

“Previously on… TransJakarta…”

(maaf, garing)

Jadi, bulan Juli kemarin saya pulang ke Medan. Banyak sekali perubahan yang terjadi di rumah. Ibu dan Bapak Alhamdulillah sehat walafiat. Nenek saya yang sakit sekarang pindah ke rumah kami supaya ibu saya lebih mudah merawatnya. Kakak saya pindah ke Pekanbaru ikut suaminya. Juga ada satu masalah sangat pelik yang dialami kakak saya yang satu lagi yang membuat kami sekeluarga stress. Skip skip. Bertemu kembali dengan beberapa teman SMA, cinta lama bersemi kembali? Skandal bank century mulai hangat. Skip skip. Mengumpulkan bahan-bahan skripsi.

Kemudian saya kembali ke Jakarta. Bolak-balik ke perpustakaan UI depok. Skip skip Demostrasi mahasiswa meminta Sri Mulyani turun dari jabatannya. Gus Dur terpilih kembali sebagai presiden Indonesia dan Rhoma Irama sebagai wakilnya (di dunia paralel). Skip skip. Skripsi saya mandeg. skip skip. Terdengar desas desus bahwa saya akan dijodohkan dengan seorang pramugari. Skip skip. Memasuki bulan puasa. Skripsi mulai mengalami kemajuan. Dicuekin dosen pembimbing, sesajennya kurang.

Kemudian saya pulang ke Medan. Lebaran pertama salam-salaman, foto-foto (foto-foto?), makan-makan. Lebaran kedua salam-salaman, “kapan kawin?” “kapan kawin?”, “udah sering!”. Lebaran ketiga saya kembali ke Jakarta. Pramugari Garuda tua-tua dan judes!

Skripsi selesai. Dikenalkan dengan pramugari, sayang dia alay. Skip skip. Mulai rajin twitteran. Rumah tangga Dewi Persik dan Aldi Taher di ujung tanduk. Skip skip. Sidang skripsi. Dosen pembimbing memberikan pertanyaan yang tidak disangka-sangka, ingin saya tampar mulutnya. Alhamdulillah, lulus. Skip skip. Pengangguran terselubung. Cicak lawan buaya? Skip skip. Mulai kehilangan orientasi. Skip skip. Ah semuanya menjadi kabur, aktivasi autopilot mode.

Kemudian saya terbangun, malamnya saya akan menonton konser Netral.

Minggu, 22 November 2009

Sabtu, 14/11/09

Hari ini saya bangun siang, kemudian makan siang, kemudian tidur siang. Tiba-tiba sudah sore, jadi saya mandi sore. Malamnya Siska mengajak saya dan teman-teman (termasuk Roid sang PNS Sexy) bergembira ria di belantara Jakarta. Bergembira ria di sini artinya berkaraoke. Jadi saya memakai celana korduroy MLB warna krem, Kemeja Volcom warna merah muda, dan sendal gunung Teva. Siska memakai celana jeans biru yang lututnya bolong, kemeja ibu-ibu wana biru kotak-kotak, tapi katanya itu warna hijau, konfirmasi bahwa saya buta warna. Teman-teman yang lain juga pakai baju dan celana, tapi saya lupa detilnya.

Dengan taksi Ekspress kami meluncur menuju Jalan Jaksa, untuk makan malam di rumah makan Malaysia. Saya memesan nasi briyani ayam madu. Rasanya enak, tetapi porsinya kurang banyak. Teman-teman yang lain juga ikut makan, tapi saya tidak ingat mereka makan apa. Setelah makanan habis kami tidak tahu mau ngobrol apa karena kami semuanya pendiam. Jadi kami pura-pura nonton bola pada layar besar yang disediakan rumah makan Malaysia. Untunglah Roid punya ide untuk memecah kegaringan itu, dia bilang “Hey, kenapa tidak main Uno saja”. Kemudian kami main Uno. Setelah main Uno kami foto-foto.

Siska, Roid, dan teman-teman


Selesai makan kami jalan ke Sarinah, tujuannya adalah karaoke di Inul Vista. Ternyata ruangannya penuh semua, jadi kami harus menunggu lebih kurang dua jam. Selama menunggu itu kami tidak tahu harus ngobrol apa karena kami semua pendiam. Jadi saya pura-pura smsan. Teman-teman yang lain juga pura-pura melakukan sesuatu, tapi saya tidak ingat mereka melakukan apa. Untunglah Roid punya ide untuk memecah kegaringan itu, dia bilang “Hey, kenapa tidak main Uno saja”. Kemudian kami main Uno. Setelah main Uno kami foto-foto.

Siska menggelayut manja dengan suami orang


Selesai foto-foto kami pulang.

Nggak ding, setelah beberapa lama menunggu, akhirnya kami karaoke juga. Wow, teman-teman saya antusias sekali memegang mik. Oh, ternyata mereka menghemat energinya seharian demi memperebutkan benda hitam bulat lonjong tersebut , pantas saja tadi mereka semua pendiam. Setelah dua jam berkaraoke, saya melihat jam tangan, ternyata sudah jam 1.30 malam. Jadi kami semua pulang ke rumah masing-masing dengan hati senang.

Sabtu, 14 November 2009

Jumat, 13/11/09

Hari Kamis saya berencana menemui seorang dosen di daerah Rawamangun, untuk meminta tandatangan skripsi. Jadi paginya saya ke kampus mencari nomer telepon dosen tersebut. Tetapi nomernya tidak bisa dihubungi dan sms saya tidak ada reportnya. Saya mau nekat saja langsung ke Rawamangun menemui beliau, tetapi hujan turun. Jadinya saya tidur siang saja.

Sorenya saya ditelepon Regar memastikan saya datang ke FX. Beberapa hari sebelumnya dia meminta ditemani nonton konser Netral di FX. Jam 5.30 saya sudah siap berangkat, tetapi sepertinya kecepatan. Jadinya saya potong rambut dulu. Saya telpon Regar katanya masih di jalan, macet. Saya tanya nanti makan dimana, dia bilang sudah makan duluan, bagus. Jadinya saya makan di KFC Blok M sendirian. Agak tidak nyaman memang kalau makan di tempat umum sendirian, sepertinya mata orang-orang itu menganggap kita tidak laku atau tidak punya teman. Jadi saya lihatin balik saja mereka, dan memberikan senyum termanis saya. Mudah-mudahan tidak ada saos atau daging yang nyelip di gigi.

Saya sampai di depan FX jam 8.10, menggunakan transjakarta pastinya. Ternyata Regar juga baru sampai. Dia bilang baru pertama ini ke FX dan terkagum dengan kemewahannya. Saya bilang jangan bertingkah yang norak-norak atau saya pulang. Perlu saya beritahu Regar ini adalah perempuan, dan fakta bahwa saya lebih sering ke FX daripada dia membuat saya malu. Tapi Regar memang bukan tipe wanita yang suka belanja atau main di mall. Dia lebih suka menabung dan menghabiskannya dengan bertualang ke alam liar. Demi Tuhan, artis favoritnya saja Netral. Kemudian Regar bertanya siapa artis Indonesia favorit saya. Sebenarnya saya juga penggemar band-band Indonesia, tapi saat itu saya seperti blank, yang teringat di kepala cuma Rossa, Kangen Band, sama Wali. Sekali lagi Regar berhasil membuat saya tersipu malu.

Anyway, acara konsernya diadakan di lantai 6 di FX Lounge yang diberi nama Plug and Play. Artis pertama yang tampil adalah Kamaya alias Maya Idol 2008. Mungkin karena sudah ada artis lain yang pakai nama Maya, dan karena dia dari Medan maka dia ganti nama jadi Kamaya, karena saya dengar presenternya menyebutnya lebih ke Kak Maya. Kalau dari Jawa pasti namanya jadi Mbokmaya.


Penampilan berikutnya adalah The Gribs. Band ini seluruh personilnya mempunyai rambut yang panjangnya sepantat (jangan dibalik!). Tetapi jangan salah, mereka lelaki tulen yang mengusung musik rock and roll semacam Guns N Roses. The Gribs membawakan tiga buah lagu yang salah satunya berjudul Sinetron Indonesia.

Penampilan ketiga adalah G-String, girlband yang beranggotakan lima orang. Kalau menurut anda nama grup mereka aneh, coba dengar nama-nama personilnya; Noni, Sakei, Araki, Kahlui , Jekdi. Saya sangat yakin orangtua mereka kerja di bar.



Selanjutnya Tipe-X menggoyang FX Lounge dengan puluhan fansnya yang entah dari mana tiba-tiba saja muncul lengkap dengan kostum ska dan berpogo ria. Katanya Tipe-X akan merilis album barunya bulan depan.


Penampilan terakhir yang paling ditunggu-tunggu tentu saja adalah Netral. Yang pasti sangat memuaskan, Regar bilang dia sangat berapi-api, entah apa maksudnya. Netral membawakan empat buah lagu. Setelah mereka turung panggung, Regar minta foto bareng Bagus, Eno, sama Coki. Ternyata Regar juga sudah bawa CD Netral dan meminta tandatangan mereka di sampul albumnya.


Senyum sumringah menghiasi wajah Regar. Dia minta ditemani lagi nonton Efek Rumah Kaca bulan depan. Saya bilang insya Allah.

Anyway, setelah tiba di kosan saya berkaca sebentar melihat rambut saya. Astaga, saya mulai botak, mengapa ini terjadi? Coba lihat foto dibawah (dan tolong abaikan seprai Winny the Pooh dan kulit muka yang berminyak), pelipis kiri dan kanan saya semakin menjorok ke dalam dan jidat saya semakin lebar. Bagaimana cara mengobatinya? Padahal saya masih 25 tahun.