
Jam 19.00 saya menyudahi foto dan memasukkan kamera ke dalam tas. Saya berjalan melewati jembatan penyeberangan, menyaksikan mobil-mobil mewah di bawah, hotel-hotel mewah dan pusat perbelanjaan mewah di sekeliling saya, pengemis tua di atas jembatan, ratusan orang miskin yang hilir mudik, dan pedagang kaki lima yang berjualan demi sesuap nasi. Saya berjalan di antara kedua kontras ini mengabaikan mereka dan hanya memikirkan nilai ujian saya, foto-foto saya, dan JIFFEST. Saya berjalan ke Grand Indonesia.
Kemudian saya berada di Blitz. Saya terlambat untuk film yang diputar jam 19.00. Film berikutnya adalah yang jam 21.30 dan 22.00. Saya memilih Rabun jam 22.00 karena gratis. Karena filmnya masih dua jam lagi maka saya berkeliling Grand Indonesia. Kemudian saya tergoda sale akhir tahun di Sport Station dan membeli sepatu Airwalk seharga Rp 215.000.

Jam 22.00 film Rabun diputar. Film Rabun bercerita tentang pasangan suami istri yang memasuki masa tuanya, Pak Atan dan Mak Inom. Walaupun begitu hubungan mereka masih sangat mesra seperti orang pacaran dan penuh canda tawa. Pak Atan pensiun dan memutuskan agar mereka pindah dari kota ke kampung halamannya. Ternyata tinggal di kampung tidak seindah yang dibayangkan. Di balik kehidupan pedesaan yang tenang dan damai, tersimpan suatu kedengkian seorang tetangga pada mereka. Cerita pada film ini sangat sederhana, namun Rabun adalah salah satu film Malaysia terbaik yang pernah saya tonton.
saya terpesona dengan hasil fotonya...mau dong saya diajarin!!!
BalasHapusitu pake long exposure
BalasHapuscoba periksa kamera kamu apa ada mode manualnya
kalo ada, langsung ke kota abis magrib, jangan lupa bawa tripod supaya gambar gak goyang, terus shutter speednya di set antara 6-15 detik.
jadi deh.