Minggu, 22 November 2009

Sabtu, 14/11/09

Hari ini saya bangun siang, kemudian makan siang, kemudian tidur siang. Tiba-tiba sudah sore, jadi saya mandi sore. Malamnya Siska mengajak saya dan teman-teman (termasuk Roid sang PNS Sexy) bergembira ria di belantara Jakarta. Bergembira ria di sini artinya berkaraoke. Jadi saya memakai celana korduroy MLB warna krem, Kemeja Volcom warna merah muda, dan sendal gunung Teva. Siska memakai celana jeans biru yang lututnya bolong, kemeja ibu-ibu wana biru kotak-kotak, tapi katanya itu warna hijau, konfirmasi bahwa saya buta warna. Teman-teman yang lain juga pakai baju dan celana, tapi saya lupa detilnya.

Dengan taksi Ekspress kami meluncur menuju Jalan Jaksa, untuk makan malam di rumah makan Malaysia. Saya memesan nasi briyani ayam madu. Rasanya enak, tetapi porsinya kurang banyak. Teman-teman yang lain juga ikut makan, tapi saya tidak ingat mereka makan apa. Setelah makanan habis kami tidak tahu mau ngobrol apa karena kami semuanya pendiam. Jadi kami pura-pura nonton bola pada layar besar yang disediakan rumah makan Malaysia. Untunglah Roid punya ide untuk memecah kegaringan itu, dia bilang “Hey, kenapa tidak main Uno saja”. Kemudian kami main Uno. Setelah main Uno kami foto-foto.

Siska, Roid, dan teman-teman


Selesai makan kami jalan ke Sarinah, tujuannya adalah karaoke di Inul Vista. Ternyata ruangannya penuh semua, jadi kami harus menunggu lebih kurang dua jam. Selama menunggu itu kami tidak tahu harus ngobrol apa karena kami semua pendiam. Jadi saya pura-pura smsan. Teman-teman yang lain juga pura-pura melakukan sesuatu, tapi saya tidak ingat mereka melakukan apa. Untunglah Roid punya ide untuk memecah kegaringan itu, dia bilang “Hey, kenapa tidak main Uno saja”. Kemudian kami main Uno. Setelah main Uno kami foto-foto.

Siska menggelayut manja dengan suami orang


Selesai foto-foto kami pulang.

Nggak ding, setelah beberapa lama menunggu, akhirnya kami karaoke juga. Wow, teman-teman saya antusias sekali memegang mik. Oh, ternyata mereka menghemat energinya seharian demi memperebutkan benda hitam bulat lonjong tersebut , pantas saja tadi mereka semua pendiam. Setelah dua jam berkaraoke, saya melihat jam tangan, ternyata sudah jam 1.30 malam. Jadi kami semua pulang ke rumah masing-masing dengan hati senang.

6 komentar:

  1. FITNAH. sejak kapan gerombolan siberat ini pendiam...

    BalasHapus
  2. iya.. benar2 FITNAH.. hahahha

    sedikit aneh sih baca ceritanya.. berasa baca buku bahasa indonesia tapi ada foto buronan ato korban perkosaan yg di merah2 bagian matanya karna sensor... wekekekke

    BalasHapus
  3. @siska: gapapa, bisar ceritanya jadi lebih seru. (emang seru?)

    @kacrut: ckckck... itu bukan sensor karena korban perkosaan. anda cabul sekali, pasti kerja di b**c****

    BalasHapus
  4. xixixixi..nama gw disebut 3 kali lho...


    -roid-

    BalasHapus
  5. tersenyum membaca tulisan ini,seru dan lucu gaya penyampaiannya...

    sukses sob...tp knp matany hrs di tempel stiker merah ??
    ^_^

    BalasHapus
  6. @ roid: soalnya saya ngefans sama kamu
    @ senja: terima kasih. matanya dikasih stiker merah jadi kalo misalnya di jalan ketemu pembaca blog ini tidak mengenali mereka.

    BalasHapus